Bacaaa yuuukkk ....

Belajar ,, dari yang biasa .. biasa saajjjaaaa ,, sampe jadi luarr biasaa ..

Selasa, 18 Desember 2012

Pada Sebuah Sore


"Kepada kamu, yang lupa ketika pernah menebarkan tawa dibibirku"

Hari ini aku masih menatapmu, seperti biasanya, kamu lupa menoleh kepadaku. Sudah berapa waktu berlalu? Menghitungkah kamu? Sudah berapa waktu -tanpa aku, tanpa kamu- lepas dari kita? Aku menghitungnya, dengan sangat baik ..... 

Ah, sepi di sini ,, sepiiii ,,,, 

dan sepi !!!! ...... 

--------- dihatiku ----------

Bagaimana di sana?? bagaimana di sana ?? 

bagaimana di hatimu ??? 

tak juga sepi kah ?? 


"Kepada kamu, yang lupa ketika pernah mengalirkan luka dimataku"

Apa kabar kamu? Apa kabar hari-harimu? Apa kabar pagimu? Siangmu ? Soremu? Malammu?

Apa kabar semua tentangmu? Tanpa aku?



"Kepada kamu, yang pernah begitu dekat dan menjadi begitu jauh dari ku (hatiku)"
Kita mungkin telah sama-sama menjadi jauh, telah sama-sama mulai menjadi terbiasa tanpa satu sama lain, telah sama-sama menjadi lain ... 

- Menjadi lain? (-bukan aku-)

Selamat menjadi lain, selamat menjadi jauh, selamat mengenal yang baru (atau yang lama) ..

Dan aku akan segera lupa atau melupakan atau terlupa atau mungkin dilupakan ..


"Kepada cerita, yang pernah menukik diduniaku dan duniamu, beberapa waktu lalu ... "
Aku pernah menuliskan beberapa baris tentang kita, tentang waktu yang kita lalui .. sampai mungkin nanti aku akan menulis tentang kalian, tentang waktu yang kalian lalui .. 

selamat berlalu .. 

"Kepada hatiku"

When you try your best but you don't succed .... 

When you feel so tired but you can't sleep .... 

When you lose something you can't replace ...

When you love someone but it goes to waiste ... 

Could it be worse ????????? 





----------- > buat Dila .... satu, duaaakkk, tigaaaakkkk ... senyum yakk !!!!!!!!!!!!



Senin, 10 Desember 2012

Tentang 3 DESEMBER 2012

Mungkin, dari 24 orang yang tergabung dalam Patlikut teater, akulah yang paling tidak punya foto-foto dalam pementasan drama Dhemit itu ..
Ketika tirai dibuka, lampu menyala, aku hanya berdiri di sisi kiri panggung sambil meremas tanganku yang dingin. Tidak bisa banyak bicara, kecuali percaya bahwa mereka (artis-artisku) akan melakukan yang terbaik.
Aku sangat berterimakasih kepada : Mas Erang (http://www.facebook.com/erang.theodorus?fref=ts) sebagai guru yang luar biasa, mengajari banyak hal, dari konsep bloking, lighting sampai musik. mas Erang yang lima menit sebelum pertunjukan masih sempat menemani kegalauanku dan meyakinkanku bahwa semua pasti bisa jadi yang tebaik dari proses yang sudah kami jalani.
Musik mulai masuk, penonton terlihat sedikit riuh dan Suli (Widyaningsih) muncul sebagai pembuka adegan di babak pertama. Aku semakin berdebar, beberapa orang di setwing membiarkanku dan maklum.
Kemudian kepada Mas Bayu ( http://www.facebook.com/bayubiasasaja?fref=ts) yang luar biasa edan bisa mencairkan semua suasana terutama saat setting. Aku ingat ketika seminggu sebelum pementasan Mas Bayu telpon dan bilang, "Nafil, aku izin pulang ya, Ibuku sakit." Rasanya begitu tidak enak membuat Mas Bayu sampai harus izin untuk pulang. Lalu situasi sedikit memanas, banyak perkara-perkara yang membuatku menuju puncak kepusingan. Satu-satunya ide yang muncul adalah mengirim pesan pada Mas Bayu, berharap bisa sedikit terhibur dan benar. Semua selalu bisa dikerjakan, begitu selalu kata Suhu Bayu. Tapi keajaiban itu datang ketika tanggal 30 November Mas Bayu kembali menampakkan batang badannya. Terimakasih Mas Bayu untuk alkohol yang selalu habis kau tenggak. :)))
 Pak Rajeg (Miko) kemudian masuk, adegan pertama adalah Pak Rajeg marah-marah pada Suli. Aku takut pada artikulasi Miko, biasanya ada beberapa kata yang mblibet tapi ajaib hari itu semua lancar sekali. Dan ketika Sawan (Dimas masuk) aku semakin berdebar. Babak pertama segera berakhir.
Yang selanjutnya buat Mas Becak (http://www.facebook.com/yudhi.becak.3?fref=ts) yang walaupun sibuk selalu menyempatkan buat mendampingi proses setting kami. Kalau tidak ada Mas Be, mungkin itu fogging dan berbagai macam alatnya tak bisa kami dapat dengan mudah. Dan untuk jurus menyampur seven up sama yang harganya 10 ribuan itu, lumayan juga, aku tahu komposisi yang pas sekarang. 
Lampu blackout, dan Gendruwo (Genjik), Wilwo (Gembul), Kuntilanak (Tya) dan Egrang (Lintang) mulai sibuk mempersiapkan diri. Dan mereka mulai masuk, lampu kembali menyala.
Terus, buat Mas Baim (https://twitter.com/muhaibra) yang sudah menemani proses lighting, dari nyari yang paling murah sampai menemani waktu kecewa pas ambil lampu. Maaf ya, waktu itu aku tidak bermaksud memperlihatkan wajah kecewa, tapi sewa mobilnya udah mahal. -_- 
Buat Mas Sondang ( http://www.facebook.com/rocksambodo?fref=ts ) yang juga mengurusi lighting yang galak banget, yang suka marah-marah, yang suka misuh, yang pelit, yang menyebutku "perempuan berjakun", yang pas tanggal 3 nyari filter tapi karena aku stress jadi nyari sendiri, yang nanya sama aku tapi aku lagi pusing langsung bilang: "yowis, rasah dipikir." Terimakasih ya. :)))
Mas Baim sama Mas Sondang, makasih juga setelah tanggal 3 ketika aku dirundung masa keseloan kalian bersedia dengan terpaksa aku ikutin kemana pun. :p 
Adegan 2 berjalan, Jin Preh (Hoho) masuk ke panggung. Tanganku semakin dingin, dialog demi dialog meluncur. Aku menerima pesan dari beberapa teman yang tidak bisa masuk panggung, aku tidak bisa membantu, jantungku jauh lebih butuh bantuan agar tidak copot dari sarangnya.
Buat Kakak Jack Tampan (https://twitter.com/jckoben) makasih sekali atas segala macam kerepotan yang sedia dikorbankan buat kami. Terimakasih atas kedatangan di latihan, ngajarin latihan buat pemanasan, permainan biar fokus dan segala macam tetekbengeknya. Juga terimakasih buat campuran sandynya yang (2,5 jam waktu diperlukan untuk mendapat warna yang cocok), buat jurus menganyam gedegnya. Juga buat perintah membeli 5 kg cat yang belum terpakai itu. -_- Pokoknya makasih, makasih dan makasih !!!! :p
 Pingpong dialog babak 2 semakin cepat oleh rasa-rasaku, seperti getaran tanganku yang semakin tak terkendali. Mataku tak bisa lepas dari pergerakan para dhemit, yang lain disekitarku sibuk sama fogging dan kipas angin. Tuhan, jangan buat jantungku copot.
Kepada Uzek, Encang, sama Gilang (yang aku tidak tahu sosmednya secara tepat) makasih karena kalian sangat setia pada patlikur teater sejak awal home produksi. Encang, semoga cintamu segera diterima. Amin. Uzek, kamu pahlawan pokoknya! aku masih ingat ketika satu jam sebelum pementasan Uzek sama mas Bayu masih sibuk mencari akar buat aksen pohon Preh. Pohonmu itu sangar Zek, pokoknya ketidak tiduranmu itu sangat bermanfaat. Dan buat Gilang, makasih sudah mewakiliku buat memotong ranting pohon prehnya. Aku salut, dihujan yang lebat itu kamu berhasil memotong beberapa ranting dengan tubuh kurus keringmu. :p
Adegan kedua berakhir ketika Jin Preh masuk ke setwing. Lalu babak ketiga dimulai ketika anak sesepuh desa (Dila) keluar dari rumah dan sesepuh desa (Setiawan) masuk dari setwing kiri.
Buat Mas Doni ( http://www.facebook.com/dheoDOeniNI?fref=ts) yang baru dua minggu sebelum pentas aku hubungi buat ngisi musik latar terimakasih sekali. Coba tidak ada biola dan alat musikmu itu yang entah apa namanya itu, mungkin pementasan akan sangat kacau. 
-masih bersambung-