Sunyi. Aku menoleh ke luar jendela yang begitu sepi. Tidak
ada angin berbisik, tak ada burung mencercit , bumi terasa bisu dan
kelu. Hampir satu jam aku tenggelam dalam pagi yang begitu hening. Tulang-tulang
kakiku terasa lemas, bahkan rasanya aku tak punya kekuatan mengangkat pantatku
dari kursi kursi kayu di rumahku.
Beberapa
suara tiba-tiba menelusup ketelinga, dari berbagai lintasan waktu.
“Kita
dikejar waktu, sebulan lagi kita harus pentas!!”
Suara
pertama terdengar keras, terucap lantang dari seorang perempuan. Aku bisa
membayangkan wajah si empunya suara yang akhir-akhir ini mengejarku dengan
jadwal pementasan.