***
Aku tidak ingin mengecewakan beberapa hal yang mestinya tidak perlu dikecewakan. Aku berada atau tidak berada di sana adalah sebuah rangkaian kejadian dengan alasan-alasan yang (aku) tentunya ikut andil didalamnya. Aku tidak mau mengurung diriku dalam persepsi gila yang munculnya datang dan pergi. Aku kenapa? Atau kenapa aku?
Sudah jam 3 pagi dan aku belum bisa tidur. memang biasanya pun sulit tidur. Aku sudah lama tidak menulis, lama tidak membaca, lama tidak autis, lama tidak berfikir luas, lama menjadi sempit, lama termonoton oleh sudut pandang dan lama tak sadar. Dan aku dikepung kegelisahan yang entah dari mana saja datangnya.
Bahwa setiap orang memiliki hak untuk menjadi atau tidak menjadi, untuk memilih atau tidak memilih, untuk terada atau tak terada. Lalu kenapa aku mengecewakan yang (setiap orang) berhak berada di jalur yang mana? Aku sedang gila, itu saja mungkin.
***
Saya mudah curiga, mudah teromabang-ambing dan saya labil. Saya belum habis menghabiskan sebatang rokok yang saya sedari tadi pun malas menghisapnya. Saya mau bercerita pada sepasang telinga yang entah di mana letaknya, lalu tiba-tiba saya menjadi sangat sedih. Saya kira, saya salah mengira. Lalu saya ingat tentang tulisan, saya mau menulis saja. Meskipun produk yang begini pasti akan lahir dengan sangat asal-asalan. Apa masalahnya? Tidak ada hei Saya!!!
***
Harusnya aku ingat kata-kataku sendiri bahwa hidup tanpa ada kebencian pada orang lain itu seksi. Ah, betapa tidak seksinya aku. bentukku mungkin sudah begitu tak menyenangkan dilihat dari mana pun kalau isi kepalaku begini. Aku mulai menyalahkan kepalaku, di sana tumbuh ketidak sopanan pola pikir. Aku mau sembunyi saja dari kepalaku, tapi ke mana????
Aku kecewa pada Dia 1 tanpa alasan yang jelas. Aku mengecewakan sikapnya, mengecewakan kata-katanya, mengecewakan entah apa sebenarnya. Padahal Dia 1 sebenarnya pun tak mengerti kenapa aku harus kecewa. Hei, bagaimana mungkin aku bisa mendikte persepsi??
Aku kecewa juga pada Dia 2, kali ini aku pikir aku memiliki alasan yang kuat. alasan 1 dan alasan 2 aku kemukakan lalu muncul pertanyaan. Kenapa aku jadi begitu mudah kecewa padahal setiap orang dibatasi dinding-dinding keterbatasan mereka sendiri. Bukankah begitu juga denganku? Ahh..
***
Saya pikir, dengan atau tidak dengan saya berusaha sekuat tenaga mengeja yang sebenarnya terjadi semuanya akan menjadi jelas sendiri. Saya kira, pada akhirnya, saya akan segera paham tentang bagaimana kepala saya dan dunia disekitarnya. Saya rasa, sebenarya, saya ini terlalu berusaha seluas mungkin tanpa memperhitungkan dengan tepat. Saya sudah cukup mengerti. Jam setengah 4 pagi. Saya sedang berada dititik seperti ini, belajar, bukan begitu namanya?
***
Selamat pagi ..
Entah kepada apa, entah kepada siapa
mungkin pada kegelisahan
mungkin kepadaku yang dihantam jemu
atau mungkin kepadamu yang dipukul semu
Selamat pagi ..
Bukankah pagi masih selalu begini
menjadi jarak yang nyata
bahwa siang dan malam itu berbeda
menjadi penegas yang jujur
bahwa pekat dan terang itu berseberangan ..
Selamat pagi ..
Kepada burung, kucing, semut, kecoa, lintah, ikan, ayam
kepada bayam, kangkung, kubis, terong
kepada tanah, pasir, batu, kapur
kepada kertas, kepada tinta
kepada coretan-coretan
Selamat pagi ..
Kepadamu yang mungkin akan terlambat tahu ....
Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity
BalasHapusToxicity of titanium piercings Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity omega titanium of Toxicity babyliss pro nano titanium straightener of Toxicity of titanium nipple jewelry Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity of Toxicity babyliss pro nano titanium flat iron of Toxicity of Toxicity of