Seekor ulat bulu menggeliat resah terkena sinar matahari dan cacing tanah sembunyi baik-baik di dalam tanah yang lembab.
Selepas subuh beberapa jangrik sengaja bersuara menggoda beberapa bayi mungil agar merengek susu ibunya.
Setumpuk jajanan di pasar tergeletak pasrah sementara beberapa orang gila berjalan tanpa mengerti utara atau timur.
Seikat seruni di kematian seorang perempuan masih lebih wangi dibanding sejuntai tangis pengantar kepiluan.
Sepasang mata kucing memicing menatap seonggok daging dan burung-burung ramai berkicauan.
Sebotol minuman pengantar tidur, bukan berarti habis ketika bangun menyapa.
Sudah berapa kali aku menjadi begitu menyebalkan????
Bacaaa yuuukkk ....
Belajar ,, dari yang biasa .. biasa saajjjaaaa ,, sampe jadi luarr biasaa ..
Selasa, 26 Maret 2013
Rabu, 20 Maret 2013
Jogjakarta-Solo
Diantara berpasang-pasang mata burung gereja,
lambaian pohon cemara,
dan kursi usang di beranda Santa Maria
seorang gadis dengan gelisah memainkan ujung jilbabnya
Bukan tabrakan angin yang terlalu kencang
atau jalan Jogjakarta-Solo yang tak ramah
tak ada yang berubah
kecuali beberapa lubang tanda luka
Hidup hanya menunda kekalahan kata Chairil
sedang kita terus menunda perpisahan, katamu
Ujung jilbabnya telah sedikit basah
dan burung-burung gereja saling berbisik
lalu terbang tanpa berani menoleh lagi
Solo, dikayuh resah aku menujunya.
Huruf-huruf-mu
Aku telah berjanji, pada tetes-tetes embun pagi
aku tak akan menangis
bila kau eja huruf-huruf berlarian di saku celanamu
lalu katamu, aku lupa pada janji
sementara huruf-hurufmu telah menjadi kalimat-kalimat pragmatik
Bacakan padaku semua!!
semua yang kau punya.
Kau baca dengan gamblang semua kalimatmu
tanpa jeda, tanpa koma
kau baca dan aku menganga
Kau baca dengan begitu jumawa
Sementara aku,
mengeja luka dengan terbata..
aku tak akan menangis
bila kau eja huruf-huruf berlarian di saku celanamu
lalu katamu, aku lupa pada janji
sementara huruf-hurufmu telah menjadi kalimat-kalimat pragmatik
Bacakan padaku semua!!
semua yang kau punya.
Kau baca dengan gamblang semua kalimatmu
tanpa jeda, tanpa koma
kau baca dan aku menganga
Kau baca dengan begitu jumawa
Sementara aku,
mengeja luka dengan terbata..
Langganan:
Postingan (Atom)