lambaian pohon cemara,
dan kursi usang di beranda Santa Maria
seorang gadis dengan gelisah memainkan ujung jilbabnya
Bukan tabrakan angin yang terlalu kencang
atau jalan Jogjakarta-Solo yang tak ramah
tak ada yang berubah
kecuali beberapa lubang tanda luka
Hidup hanya menunda kekalahan kata Chairil
sedang kita terus menunda perpisahan, katamu
Ujung jilbabnya telah sedikit basah
dan burung-burung gereja saling berbisik
lalu terbang tanpa berani menoleh lagi
Solo, dikayuh resah aku menujunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar