Selamat pagi bagi yang terburu-buru, atau bagi yang sedang lupa untuk berburu-buru ...
Di sini, saya bisa melihat seorang tetangga yang setiap paginya menggendong anaknya, perempuan setengah baya dengan kulit kehitaman yang sesekali mencium pipi mungil anaknya. Atau dua anak kembar kecil yang terus berlari kesana kemari tanpa lelah. Kalau mereka anak orang punya, mereka pasti tengah duduk dibangku PAUD bersama ibu-ibu guru mereka yang asyik menyanya menyinyi. Atau sekarang kebanyakan bersama guru-guru cetakan baru yang menyentuh kanak-kanak dengan sedikit malas. Tak apa, sekolah guru sekarang memang menjadi tidak menarik dan tidak memberi banyak pemahaman.
Selamat pagi, bagi yang terlelap, masih bisa terlelap
Dalam tidur pagi sesekali kita bisa bermimpi. Mengharapkan dihinggapai mimpi ini itu, meski sesekali kita tergagap ketika terbangun. Atau segera bisa biasa saja dan menyeduh kopi dengan bahagia. Selamat, yang begitu berarti hidup tengah indah-indahnya. Karena dihari berikutnya semua bisa berubah. Siapa yang tahu? Waktu per detik adalah perubahan dengan kecepatan yang tiada tara bandingannya.
Selamat pagi, mereka-mereka yang tengah sibuk di pasar.
Menikmati keruwetan pasar dengan becek sana sini bekas sisa hujan kemarin malam. Aliran air selalu saja tak beres, yang harusnya mengurus terlalu sibuk dengan ana inu yang entahlah, begitu menyita perhatian mereka. Lalu uang-uang bayaran mereka yang berapa ribu rupiah perminggunya itu, menjadi sia-sia. Menguap bersama kepulan knalpot motor bebek yang terus diproduksi secara besar-besaran.
Selamat pagi, yang masih menikmati pagi, yang melupakan pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar